MTsN 1 Padangsidimpuan Turut Mengadakan Workshop Pengimbasan Implementasi Kurukulum Merdeka Tingkat MTs Se-Kota Padangsidimpuan
Padangsidimpuan (Humas). MTsN 1 Padangsidimpuan Gelar Workshop Pengimbasan Implementasi Kurukulum Merdeka Tingkat MTs Se-Kota Padangsidimpuan yang dilaksanakan pada 13 Juli 2024 di MTs YPKS Padangsidimpuan mulai pukul 08.00 s/d 16.30 WIB.
Saat kegiatan workshop dibuka, Ahmad Rifai Hasibuan, S.Pd. I., M.Hum selaku koordinator IKM Tingkat MTs dalam arahannya menyampaikan bahwa madrasah ini memasuki tahun ketiga dalam melaksanakan IKM. Rifai berharap workshop ini dapat diikuti dengan serius, sebaik-baiknya dan sampai selesai.
“MTs Negeri 1 Padangsidimpuan merupakan madrasah piloting dalam melaksanakan IKM sehingga ada madrasah swasta yang meminta untuk dibantu mengirimkan guru MTs Negeri 1 Padangsidimpuan yang sudah mampu dan biasa melaksanakan IKM untuk memberikan informasi kepada madrasah swasta yang akan melaksanakannya. Diharapkan dengan workshop ini, menjadi modal bagi semua guru MTs Negeri 1 Padangsidimpuan dapat membantu madrasah swasta yang akan melaksanakan IKM jika diperlukan karena demi madrasah dan kementerian agama”, jelas Rifai
Dalam kegiatan workshop ini, Bidasari Hasibuan, S.Pd dan Rubiah Sri Rezeki Manik, S.Pd selaku narasumber diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang modul ajar. Bidasari menjelaskan terlebih dahulu secara runtut mulai dari CP, TP, dan ATP jika sudah faham maka guru akan lebih mudah dalam membuat modul ajar dan asesmen.
Lanjut Romando Yusrad M.Pd dan Rizki Bahar Tampubolon, S.Pd menjelaskan materi tentang P5P2RA bahwa dalam IKM, satuan pendidikan menyediakan tambahan waktu sebanyak 20-30% dari total jam pelajaran selama satu tahun untuk kegiatan P5PPRA. Jadi, kegiatan P5PPRA bukan mengurangi alokasi waktu intrakurikuler. Di akhir waktu Rizki juga menambahkan tentang alur aktivitas projek profil. Selama lebih dari satu jam ini beliau memberikan ilmunya dengan sangat jelas sehingga dapat mudah dimengerti oleh guru MTs Se-Kota Padangsidipuan.
Materi yang terakhir tentang Diferensiasi oleh Hj. Asriana, M.Ag dan Hj. Fatimah S.Pd. Asriana menjelas Kurikulum tersebut lebih menekan pada pembelajaran diferensiasi yang mana lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa. Penerapan kurikulum merdeka belajar tidak jauh berbeda dengan kurikulum 2013 (K-13).
“Ada banyak hal yang sama, ada berubah nama. Hanya penekanan dalam kurikulum merdeka belajar ialah pembelajaran diferensiasi,” ujar Asriana.
“Ia menerangkan setiap siswa memiliki potensi, minat, bakat dan karakter yang berbeda dan tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhannya. Tugas pendidik hanya sebagai fasilitator dalam menuntun berkembangnya potensi siswa sesuai dengan kebutuhannya”, tutup Asriana
Diharap dengan kegiatan workshopini sebagai bentuk penguatan sumber daya para guru untuk pengimbasaan merancang dan melaksanakan pembelajaran kurikulum merdeka ini di madrasah masing-masing. (ART)
